Thursday, April 23, 2009

Bank Syariah Pemacu Pertumbuhan Ekonomi

Suara Merdeka, 15 April 2009

SEMARANG-Di tengah krisis global, perbankan syariah diharapkan berperan menjadi ikon pemacu pertumbuhan ekonomi. Meskipun saat ini pangsa pasarnya masih kecil, namun perkembangan bank syariah di Indonesia maupun di dunia sangat bagus.

”Tahun 2008 pertumbuhan bank syariah di dunia mencapai 27% sedangkan di Indonesia lebih kurang 40%,” jelas Adjat Djatnika, Pemimpin BNI Syariah Semarang dalam talk show ”Cara Syariah Atasi Krisis” di Hotel Grasia Semarang, baru-baru ini. Pembicara lain pakar ekonomi syariah dari STAIN Surakarta Dwi Condro dan Ketua DPP Apindo Jateng Djoko Wahyudi.

Lebih lanjut Adjat menyatakan Amerika Serikat yang selama ini menjadi motor penggerak ekonomi dunia memasuki masa resesi yang terburuk sejak Great Depression 1929 diikuti oleh negara-negara di Eropa, China, Jepang dan Timur tengah. ”Indonesia termasuk dalam negara yang terkena dampak krisis finansial global yang minim karena sebagian penggerak pertumbuhan ekonomi berasal dari sektor konsumsi.”

Sementara itu, Dwi Condro berpendapat krisis yang berawal dari AS saat ini telah berimbas sampai ke Indonesia. Menurutnya, krisis ini merupakan akibat dari rapuhnya sistem ekonomi kapitalisme. Pada sistem kapitalisme, harta adalah mutlak milik individu. Para pemilik modal hanya memikirkan bagaimana cara memperbesar hartanya.

Ia menambahkan dalam perkembangannya saat ini sistem ini telah berkembang ke arah transaksi bursa saham dan derivatifnya, yang mengarah kepada transaksi spekulatif. ”Meskipun demikian sistem ini telah berakar di berbagai negara meskipun sebenarnya sangat spekulatif dan rapuh,” jelasnya.(J14-59)

No comments: