Saturday, March 7, 2009

BEM UM Selenggarakan Seminar: Kepemimpinan Nasional Pasca Pemilu 2009 Menuju Kemandirian Perekonomian Bangsa





BEM Universitas Negeri Malang, Sabtu (29/11/2008) bertempat di Aula UM, menyelenggarakan Seminar Nasional dengan tema “Kepemimpinan Nasional Pasca Pemilu 2009 Menuju Kemandirian Perekonomian Bangsa.

BEM Universitas Negeri Malang, Sabtu (29/11/2008) bertempat di Aula UM, menyelenggarakan Seminar Nasional dengan tema “Kepemimpinan Nasional Pasca Pemilu 2009 Menuju Kemandirian Perekonomian Bangsa.

Seminar Nasional yang dibuka oleh Rektor UM, Prof. Dr. H. Suparno diikuti peserta sebanya 300 orang. Peserta terdiri dari BEM Perwakilan perguruan tinggi se Indonesia, dari UGM, UNS, Universitas Brawijaya, Mataram, serta dari perguruan tinggi lainnya. Seminar ini menghadirkan pembicara Dwi Condro Triono (dosen Fakultas Ekonimi UGM), Hendri Saparini (pengamat ekonomi dari Econit), Marwan Batubara (Anggota DPD). Dwi Condoro Triono, menjelaskan “menjelang akhir 2008 ini, dunia harus dihadapkan pada kenyataan yang sangat pahit. Ekonomi dunia dilanda krisi yang dahsyat. Bahkan krisis ekonomi yang melanda dunia pada saat ini, sudah disamakan dengan The Great Depression tahun 1929-30 kehancurannya lebih banyak diderita oleh Amerika, sedangkan krisis tahun ini telah terdistribusi ke seluruh penjuru dunia,” tuturnya di hadapan peserta seminar.

Dijelaskan pakar ekonomi dari UGM, bahwa kedahsyatan dari krisis tahun ini paling tidak dapat kita lihat dari berbagai upaya penyelamatan yang telah dilakukan negara-negara dunia ini. Dilihat dari besarnya paket penyelamatannya saja sudah tidak kepalang tanggung, yaitu 3,4 triliun USD, yang terdiri dari: AS 700 USD, Inggris 691 USD, Jerman 680 USD, Irlandia 544 USD, Perancis 492 USD, Rusia 200 USD dan negara-negara Asia 80 USD. Sedangkan dari sisi korban, paling tidak sudah sekitar 200-an juta tenaga kerja yang ada di muka bumi ini sudah atau sedang dalam proses menjalani pemutusan hubungan kerja (PHK).

Bagaimana dengan Indonesia, lanjutnya “gelombang PHK juga sudah mulai mendera. Industri-industri yang bergerak di bidang ekspor, langsung rontok satu persatu. Namun, apa yang dialami Indonesia saat ini masih dianggap tahap awal krisis. Dengan terus berulangnya krisis ekonomi yang melanda dunia, timbul pertanyaan yang mendasar, yaitu masihkah kita berharap pada sistem ekonomi kapitalisme yang digunakan saat ini? Untuk menjawab pertanyaan ini memang tidak mudah. Sebab masih banyak pakar ekonomi yang tidak percaya bahwa krisis ekonomi yang senantiasa mendera umat manusia di muka bumi ini bukan akibat kesalahan dari sistem ekonomi kapitalisme, namun hanya merupakan ekses dari sistemnya saja. Artinya, sebenarnya sistem sudah benar, namun karena banyaknya pelaku ekonomi yang melakukan penyimpangan, itulah yang menyebabkan terjadinya ekses, kemudian muncullah krisis ekonomi. Oleh karenanya, jika penyimpangan ini diluruskan kembali, maka krisis akan hilang dan ekonomi akan berjalan pada relnya kembali. Apakah sesederhana itu? Jawabnya adalah tidak!.

Menurutnya, “akar permasalahan justru terletak pada salahnya sistem. Sistem ekonomi kapitalisme adalah sistem yang sudah rusak dari sejak dari lahirnya. Walaupun sepak terjang hegemoni kapitalisme begitu massif untuk mengungkungi ekonomi dunia, namun kapitalisme tidak bisa menolak hukum alam (sunnatullah)”, ujarnya. (Zul)

No comments: