Saturday, March 7, 2009

Simposium BLU, Kenalkan Lebih Mendalam


22 Juni 2008 09:46:28
ITS sedang dalam tahapan menuju Badan Layanan Umum (BLU). Maka sudah selayaknya para mahasiswa ITS tahu apa itu BLU. Atas dasar inilah Badan Eksekutif Legislatif Mahasiswa Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (BELM FTSP) menggelar simposium BLU di Gedung Rektorat Lantai 3, Ahad (22/6). Tiga pembicara didatangkan untuk menjelaskan terkait BLU dan masa depan ITS setelah menjadi BLU nantinya.

Gedung Rektorat, ITS Online - Sebagai pembicara pertama, Ir Arie Kismanto M.Sc dari tim persiapan BLU ITS memaparkan konsep BLU secara mikro, khususnya yang akan diterapkan di ITS. Dalam paparan Arie, BLU merupakan sebuah instansi pemerintahan yang dibentuk untuk melayani masyarakat berupa penyediaan barang dan atau jasa yang dijual tanpa mencari keuntungan dan dilakukan berdasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas.

”Beberapa hal yang diutamakan dalam BLU adalah Akuntabilitas dan Transparansi,” papar Arie lebih lanjut. Standar layanan minimum yang ditetapkan juga tetap dengan mempertimbangkan kualitas layanan, pemerataan dan kesetaraan layanan, baiaya, dan kemudahan mendapatkan layanan. Arie juga mengatakan bahwa mahasiswa sebagai stakeholder juga dapat bertanya dan mengkritisi terkait pendanaan, untuk apa dan kemana digunakannya.

Sedangkan pembicara berikutnya, Daniel M Rasyid PhD secara umum mengutarakan tentang paradigma baru Perguruan Tinggi (PT). Sebelumnya, Daniel memaparkan bahwa jumlah pengangguran terdidik mencapai 700.000 di Indonesia. Masih menurut Daniel, semakin tinggi pendidikan justru semakin mudah menganggur. Serta tidak adanya PT Negeri Indonesia yang berada dalam 50 besar PT terbaik Asia. ”Masalah pokok yang dihadapi adalah bagaimana mencapai mutu beragam jasa pendidikan tinggi yang berdayasaing secara berkelanjutan?” ujar Daniel.

Menurut Dosen Fakultas Teknologi Kelautan ini, disinilah sebuah paradigama baru PT diperlukan. Yaitu, PT yang diberi otonomi agar sesuai dan mampu memenuhi kebutuhan real masyarakat. Selanjutnya kualitas kinerja juga ditagih, berupa akuntabilitas dan transparansi untuk mencapai mutu sebagai tujuan utamanya. ”Accountability dan transparan tapi gak ada mutunya yah buat apa,” ujar Daniel.

Sedangkan Dwi Condro Triono selaku pembicara ketiga berbicara masalah pendidikan secara lebih luas lagi. Dalam paparannya, kegagalan bangsa ini berawal dari kegagalan pendidikan yang ada. ”Pendidikan sekuler-materialistik yang ada saat ini hanya mampu mencetak lulusan ahli dalam sains dan teknologi, tapi memiliki kepribadian yang rapuh,” ungkap pengamat pendidikan dari Yogyakarta ini.

Ajukan Rekomendasi untuk Rektorat
Pasca Simposium BLU yang digelar di gedung Rektorat Lantai 3, Ahad (22/6), BELM FTSP langsung mengajak mahasiswa yang hadir untuk mendiskusikan pernyatan terkait ITS menuju Badan Layanan Umum (BLU). Diskusi tersebut akhirnya menghasilkan beberapa pernyatan sikap yang terbagi atas tiga aspek utama. Ketiga aspek tersebut adalah masalah Pendanaan, Kemahasiswaan, dan Akademik.

Diantaranya adalah Pihak birokrasi kampus wajib menuntut pemerintah untuk mengalokasikan anggaran 20% APBN untuk pendidikan sesuai amanah UUD1945, pihak birokrasi kampus dalam hal ini Rektorat juga berkewajiban untuk melakukan transparasi keuangan kepada civitas akademika ITS.

Pada aspek Kemahasiswaan, BELM FTSP meminta birokrasi untuk tidak membatasi ruang gerak mahasiswa dalam segala bidang dan pihak Rektorat ITS berkewajiban untuk melibatkan mahasiswa dalam perumusan konsep pengembangan bidang kemahasiswaan ITS.

Sementara untuk aspek Akademik, ada jaminan dari pihak Rektorat dalam keberlangsungan aktivitas pendidikan sesuai dengan penerapan Tri Dharma Perguruan Tinggi, memperbesar porsi penerimaan mahasiswa ITS dari jalur reguler dan prestasi. Berikutnya, mahasiswa yang telah lulus SNMPTN dan terdaftar tidak dapat ditolak status kemahasiswaannya.

Presiden BELM FTSP Mirzanur Idris mengatakan pernyatan sikap tersebut merupakan sikap para mahasiswa peserta Simposium BLU terhadap ITS menuju BLU. Rencananya, pernyatan sikap tersebut akan disampaikan kepada Rektor ITS, Senat ITS, serta tembusan kepada seluruh mahasiswa. ”Tidak hanya mengerti saja yang kami harap dari simposium ini, tetapi juga tindakan dalam bentuk pernyatan sikap terhadap ITS menuju BLU tersebut,” ujar mahasiswa Teknik Geomatika yang biasa disapa Raja ini. (mtb/rif).

No comments: